
KUKUH, KERAMBITAN – Dalam upaya mewujudkan Desa Cerdas (Smart Village) di Desa Kukuh Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan maka pemerintah Desa Kukuh Kerambitan terus berupaya dan berusaha untuk mengimplementasikan bidang-bidang Smart Village secara bertahap dan berkelanjutan.
Smart village adalah pembangunan desa yang berbasis penerapan teknologi tepat guna. Dengan penerapan teknologi ini diharapkan desa bisa melakukan berbagai capaian terobosan sehingga memenuhi kualifikasi untuk masuk dan berada pada kategori Desa Mandiri.
Khusus di Desa Kukuh Kerambitan, Pemerintah Desa melakukan upaya berjenjang untuk mewujudkan Smart Village, buktinya adalah salah satu dari enam bidang Smart Village yaitu dalam hal Smart Government sebagai ujung tombak pelayanan di Desa melalui percepatan pelayanan administrasi kependudukan berskala Desa telah diwujudkan dengan berbantuan perangkat lunak sumber terbuka (open source).
Tidak cukup diam dan puas dalam smart government, kini Pemerintah Desa Kukuh Kerambitan bekerjasama dengan Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) mulai mengembangkan Smart Village dalam bidang Smart Farming.
Smart farming atau pertanian pintar yaitu penggunaan platform yang dikonektivitaskan dengan perangkat teknologi misalnya tablet dan handphone dalam pengumpulkan informasi seperti status hara tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca dan lainnya yang diperoleh dari lapangan dan perangkat yang ditanamkan pada lahan pertanian.
Perbekel Desa Kukuh Kerambitan I Nyoman Widhi Adnyana, S.Kom., M.Pd menjelaskan bahwa smart farming yang dibangun bersama akademisi yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa INSTIKI ini berbasis IoT (Internet of Things). “Sistem dibangun untuk memantau ladang tanaman dengan menggunakan sensor seperti sensos kelembaban tanah, suhu serta kelembaban dan untuk mengotomatisasi sistem irigasi dan pemupukan. Dengan cara ini, petani akan dapat memantau kondisi lapangan dari lokasi mereka saat ini. Dibandingkan dengan pertanian konvensional, smart farming berbasis IoT jauh di depan dan sangat efisien” ujarnya.
Perbekel Widhi Adnyana menambahkan bahwa saat ini sedang dilakukan setup smart farming untuk kebun tumpang sari di salah satu kebun milik warga di Wilayah Desa Kukuh Kerambitan. “Saat ini kita sedang melakukan setup dan testing alat-alat yang dipergunakan di kebun tumpang sari milik salah satu warga Desa dengan obyek tanaman cabai dan kacang tanah, fokusnya adalah pada tanaman cabai. Alat-alat dan teknologinya di bangun oleh para Mahasiswa dan Dosen dari Program Studi Sistem Komputer INSTIKI Indonesia, tahapannya masih panjang hingga nanti sampai benar-benar optimal”.
Berbicara mengenai smart farming berbasis IoT akan bermanfaat untuk memberikan manfaat besar, seperti optimalisasi input & perawatan, penggunaan air yang lebih efisien, dan banyak lagi. Seperti yang berkembang saat ini bahwa adopsi solusi IoT di bidang pertanian terus tumbuh dan ukuran pasar smart farming global juga berkembang pesat. (*)